Origin of Kampung Bukit Udal
Most regular readers of this blogsite in April know that I stopped my daily blogs last April because of the difficulty of juggling my official work and then I just started my weekly column on The Brunei Times called The Golden Legacy. It's only now that I have been able to handle the time more efficiently - I don't know how long this equilibrium stage will last though.
Anyway, for this Sunday's Golden Legacy, I will be continuing my series on the origins of Brunei place names. You can read about them in my previous entries. What I have done was to compile the short entries and given that I have more space in my printed article, I can use more words. I have also added a couple of new place names in my articles. For this week, I am adding Kampung Bukit Udal and Kampung Bukit. Where do you think they come from?
I asked a junior colleague as she came from there about the place names. She didn't know but she asked a friend who in turn asked her dad and a week later I got an email which says the following (I thought I will retain the actual email, otherwise the essence of the story telling will be lost):-
Masa suatu zaman, berlakunya natural disaster hujan turun tanpa hentinya yang mengakibatkan air naik. Oleh demikian habis kawasan di kampungg ani yang tanah rendah dipenuhi dengan air. Melihat keadaan tersebut semua benda bernyawa (manusia, binatang & serangga) lari menyelamatkan diri ke kawasan tanah tinggi (Bukit Kukub - kekal lagi kawasan tersebut walaupun telah beberapa kali tanahnya diambil (jadi ketinggian asal yang asli sudah nada) yang mana jua terdapat sebuah rumah banglo didirikan di kawasan tersebut). Memandangkan semua yang benda bernyawa berlindung di kawasan tersebut, masing-masing mencari makan sehinggakan rumput pun tiada tinggal lagi (jangan tah kan bermimpi ada pokok) hanya tanah saja. Jadilah kawasan tersebut bagi lapang yang tak berumput sebaik saja keadaan pulih seperti biasa. Pada awalnya orang tua-tua menamakan kampung ani Bukit Dudal (bukit berdasarkan tanah tinggi bukannya gunung - haha..) walaupun pada asalnya Bukit Badal (Badal nya orang kitani orang berkepala botak, nada rambut). Oleh kerana tak sedap disebut orang tua-tua dulu cara sebutannya diubah menjadi Dudal. Namun pada sekitar tahun 1940, Dato Paduka Bidin (Nazir Kerajaan Brunei) telah memperbaiki nama yang sedia disebut kepada Bukit Udal (D nya dihilangkan).
Mengenai Kampung Bukit, kalau orang Dusun dahulu menyebut Kampung Bukid (orang Dusun kaya dengan huruf D). Oleh kerana terpengaruh dengan sebutan Melayu Standard pihak tertentu mencatat nama Kampung Bukid kepada Kampung Bukit ketika mencatat rasmi nama-nama kampung.
So thank you to Cikgu Benson for sharing this with your daughter and for your daughter to share this info with us.
Anyway, for this Sunday's Golden Legacy, I will be continuing my series on the origins of Brunei place names. You can read about them in my previous entries. What I have done was to compile the short entries and given that I have more space in my printed article, I can use more words. I have also added a couple of new place names in my articles. For this week, I am adding Kampung Bukit Udal and Kampung Bukit. Where do you think they come from?
I asked a junior colleague as she came from there about the place names. She didn't know but she asked a friend who in turn asked her dad and a week later I got an email which says the following (I thought I will retain the actual email, otherwise the essence of the story telling will be lost):-
Masa suatu zaman, berlakunya natural disaster hujan turun tanpa hentinya yang mengakibatkan air naik. Oleh demikian habis kawasan di kampungg ani yang tanah rendah dipenuhi dengan air. Melihat keadaan tersebut semua benda bernyawa (manusia, binatang & serangga) lari menyelamatkan diri ke kawasan tanah tinggi (Bukit Kukub - kekal lagi kawasan tersebut walaupun telah beberapa kali tanahnya diambil (jadi ketinggian asal yang asli sudah nada) yang mana jua terdapat sebuah rumah banglo didirikan di kawasan tersebut). Memandangkan semua yang benda bernyawa berlindung di kawasan tersebut, masing-masing mencari makan sehinggakan rumput pun tiada tinggal lagi (jangan tah kan bermimpi ada pokok) hanya tanah saja. Jadilah kawasan tersebut bagi lapang yang tak berumput sebaik saja keadaan pulih seperti biasa. Pada awalnya orang tua-tua menamakan kampung ani Bukit Dudal (bukit berdasarkan tanah tinggi bukannya gunung - haha..) walaupun pada asalnya Bukit Badal (Badal nya orang kitani orang berkepala botak, nada rambut). Oleh kerana tak sedap disebut orang tua-tua dulu cara sebutannya diubah menjadi Dudal. Namun pada sekitar tahun 1940, Dato Paduka Bidin (Nazir Kerajaan Brunei) telah memperbaiki nama yang sedia disebut kepada Bukit Udal (D nya dihilangkan).
Mengenai Kampung Bukit, kalau orang Dusun dahulu menyebut Kampung Bukid (orang Dusun kaya dengan huruf D). Oleh kerana terpengaruh dengan sebutan Melayu Standard pihak tertentu mencatat nama Kampung Bukid kepada Kampung Bukit ketika mencatat rasmi nama-nama kampung.
So thank you to Cikgu Benson for sharing this with your daughter and for your daughter to share this info with us.
Comments